Inilah Ucapan Imam Bukhari dan Imam Ahmad Yang Dipelintir Wahabi
Inilah Ucapan Imam Bukhari dan Imam Ahmad Yang
Dipelintir Wahabi
Kemunculan kaum
Mujassimah-musyabbihah (wahabi-salafi) merupakan fitnah untuk menguji
keimanan kaum muslimin di dunia ini hingga tiba masa fitnah terbesar di
akhir zaman yaitu fitnah dajjal. Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda :
يَخْرُجُ نَاسٌ مِنَ اْلمَشْرِقِ
يَقْرَؤُونَاْلقُرْانَ لَا يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ كُلَّمَا قَطَعَ قَرْنٌ
نَشَأَ قَرْنٌ حَتَّىيَكُوْنَ آخِرُهُمْ مَعَ اْلمَسِيْخِ الدَّجَّالِ
“ Akan muncul sekelompok manusia dari arah Timur, yang
membacaal-Quran namun tidak melewati tenggorokan mereka. Tiap kali Qarn
(kurun /generasi) mereka putus, maka muncul generasi berikutnya hingga
generasi akhirmereka akan bersama dajjal “ (Diriwayatkan imam Thabrani
di dalamAl-Kabirnya, imam imam Abu Nu’aim di dalam Hilyahnya dan imam
Ahmad di dalam musnadnya)
Kaum muslimin cukup mengetahui
akidah berkaitan kalam Allah bahwasanya kalam Allah adalah bersifat
qadim, tidak membutuhkan alat, suara dan huruf, dan al-Quran adalah
kalam Allah bukan makhluk. Sampai di sini tidak perlu panjang dan luas
lagi untuk menelusuri esensi dan hakikatnya lebih dalam lagi. Karena tak
ada satu pun parasahabat dan ulama salaf yang membahas lebih dalam lagi
tentang masalah ini dan tentang Dzat Allah, maka membahas lebih dalam
tentang hal ini adalah bid’ah, bahkan Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam
telah melarangnya : “ Renungilah makhluk Allah dan jangan renungi Dzat
Allah “.
Namun muncullah fitnah kaum yang sangat berani
membicarakan hakikat Dzat Allah dan sifat-sifat-Nya lebih dalam lagi,
sehingga mereka tersesat jauh dan bahkan menyesatkan para pengikutnya ke
jurang tajsim dan tasybih, Naudzu billahi min dzaalik..
Makna ucapan imam Bukhari yang disalah pahami wahabi :
حركاتهموأصواتهم واكتسابهم وكتابتهم مخلوقة فأما القرآن المتلو المبين
المثبت في المصاحفالمسطور المكتوب الموعى في القلوب فهو كلام الله ليس بخلق
Gerak, suara, usaha dantulisan adalah makhluk, adapun al-Quran
yang dibaca, yang ditetapkan di dalam mushaf-mushaf, yang tertulis,
yang ada di dalam dada maka dia adalah kalam Allah bukanlah makhluk “.
(Khalqi af’aalil ibaad : 47)
Kaum wahabi-salafi memahami
ucapan imam Bukhari dengan nafsu dan pemikirannya sendiri sehingga
menimbulkan pemahaman bahwa kalam Allah itu bersuara dan berhuruf.
Jawaban :
Saya jadi teringat sabda Nabi shallahu ‘alaihi wa
sallam berikut :
سَيَخْرُجُ فِي آخِرِالزَّمانِ قَومٌ
أَحْدَاثُ اْلأَسْنَانِ سُفَهَاءُ اْلأَحْلاَمِ يَقُوْلُوْنَ قَوْلَخَيْرِ
الْبَرِيَّةِ يَقْرَؤُونَ اْلقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ حَنَاجِرَهُمْ
يَمْرُقُوْنَمِنَ الدِّيْنَ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ ،
فَإذَا لَقِيْتُمُوْهُمْفَاقْتُلُوْهُمْ ، فَإِنَّ قَتْلَهُمْ أَجْراً
لِمَنْ قَتَلَهُمْ عِنْدَ اللهِ يَوْمَاْلقِيَامَة
“ Akan
keluar di akhir zaman, suatu kaum yang masih muda lagi lemah akalnya,
berucap dengan ucapan sbeaik-baik manusia (Hadits Nabi), membaca
Al-Quran tetapi tidak melewati kerongkongan mereka, mereka keluar dari
agama Islam sebagaimana anak panah meluncur daribusurnya, maka jika
kalian berjumpa dengan mereka, perangilah mereka, karena memerangi
mereka menuai pahala di sisi Allah kelak di hari kiamat “.(HR. Imam
Bukhari : 3342)
Nabi mensifati mereka pada umumnya masih
berusia muda tetapi lemah akalnya, atau itu adalah sebuah kalimat majaz
yang bermakna orang-orang yang kurang berpengalaman atau kurang
berkompetensi dalam memahami Al Qur’an dan As Sunnah bahkan kalam ulama.
Subyektivitas dengan daya dukung pemahamanyang lemah dalam memahaminya,
bahkan menafsiri ayat-ayat Al-Qur`an dan nash hadits dengan
mengedepankan fanatik dan emosional golongan mereka sendiri.
Demikianlah kalam imam Bukhari yang sangat mudah dipahami, mereka
pelintir sesuai keinginan nafsu dan pemikiran mereka sendiri tanpa mau
menggunakan akal sehat dan merujuk pada penjelasan para ulama besar,
sehingga menimbulkan pemahaman yang bertolak belakang dengan apa yang
dimaksud oleh imam Bukhari sendiri.
Simak dan
bacapelan-pelan…! Semoga hidayah menyertai kalian…
Imam
Bukhari mengatakan :
حركاتهموأصواتهم واكتسابهم وكتابتهم مخلوقة
فأما القرآن المتلو المبين المثبت في المصاحفالمسطور المكتوب الموعى في
القلوب فهو كلام الله ليس بخلق
Gerak, suara, usaha
dantulisan adalah makhluk, adapun al-Quran yang dibaca, yang ditetapkan
di dalam mushaf-mushaf, yang tertulis, yang ada di dalam dada maka dia
adalah kalamAllah bukanlah makhluk “. (Khalqi af’aalil ibaad : 47)
Poin pertama dari kalam imam Bukhari :
حركاتهم
وأصواتهم واكتسابهم وكتابتهم مخلوقة
“ Gerak,suara, usaha dan
tulisan adalah makhluk “
Imam Bukhari dengan jelas
menyatakan gerakan, suara, usaha dan tulisan adalah makhluk, karena
semuanya bersifat baru dan ada permulaanya.
Pengertiannya
adalah bahwasegala perbuatan, suara dan huruf yang berasal dari manusia
adalah makhluk. Dan lebih jelas beliau mengatakan sebagaimana sering
dinukil oleh ulama wahabi (tanpa mau memahaminya) berikut :
ما زلت أسمع أصحابنايقولون أفعال العباد مخلوقة
“ Aku
senantiasa mendengar para ashab kami mengatakan bahwa perbuatan hamba
adalah makhluk “.
Poin kedua dari kalam imamBukhari :
فأماالقرآن المتلو المبين المثبت في المصاحف المسطور المكتوب الموعى
في القلوب فهوكلام الله ليس بخلق
“ Adapun al-Quran
yangdibaca, yang ditetapkan di dalam mushaf-mushaf, yang tertulis, yang
ada didalam dada maka dia adalah kalam Allah bukanlah makhluk “.
Lafadz al-Quran (فأما القرآن) di atas dalam ilmu nahwu kedudukannya
menjadi mubtada’, tentu mubtada’ selalu membutuhkan khobarnya. Mana
khobarnya ? khobarnya adalah lafadz fahuwa kalamullah (فهو كلام الله),
sedangkan kalimat : al-Matluu al-Mubin, al-Mutsbat dan seterusnya adalah
menjadi na’at yakni shifat.
Artinya adalah :
al-Quranadalah kalamullah, dan al-Quran yang yang dibaca, yang
ditetapkan di dalam mushaf-mushaf, yang tertulis, yang ada di dalam dada
adalah kalam Allah bukan makhluk.
Ada dua pengertian dalam
kalam imam Bukhari tersebut yaitu :
1. al-Quran yang
dibaca,yang ditetapkan di dalam mushaf-mushaf, yang tertulis, yang ada
di dalam dada,jika dinisbatkan kepada kalam Allah adalah bukanlah
makhluk.
2. al-Quran yang ditulisdan dibaca dengan suara
dan huruf oleh manusia, maka imam Bukhari menjwab : “perbuatan hamba
adalah makhluk (أفعال العباد مخلوقة) “.
Manhaj imam Bukhari
inilah yang diikuti oleh para ulama asyaa’irah bahwa : definsi al-Quran
terbagi menjadi dua Yakni Jika yang dimaksudkan adalah kalam Allah,
maka dia adalah sifat kalam yang qadim dan azali yang suci dari alat,
suara dan huruf, sedangkan jikayang dimaksudkan adalah kalimat yang
terlafadzkan oleh lisan manusia dan terbukukan dalam kertas-kertas, maka
dia adalah kalimat-kalimat berhuruf dan bersuara yang baru dan
mengibaratkan kepada kalam Allah yang qadim dan azali tersebut.
Penjelasan ini sesuaidengan penjelasan para ulama besar Ahlus
sunnah :
Imam Abu Hanifah (150 H) Mengatakan:
وصفاته في الأزل غير محدَثة ولا مخلوقة فمن قال إنها مخلوقة أومحدَثة أو
وقف أو شكّ فهو كافر بالله تعالى والقرءان أي كلام الله تعالى فيالمصاحف
مكتوب وفي القلوب محفوظ وعلى الألسن مقروء وعلى النبي عليه الصلاة
والسلاممنزل ولفظنا بالقرءان مخلوق وكتابتنا له مخلوقة وقراءتنا مخلوقة
والقرءان غيرمخلوق
“ Sifat-sifat Allah diAzali tidaklah baru
dan bukan makhluk (tercipta), barangsiapa yang mengatakanitu makhluk
atau baru, atau dia diam (tidak berkomentar), atau dia ragu makadia
dihukumi kafir kepada Allah. Al-Quran yakni Kalamullah tertulis
dimushaf-mushaf, terjaga dalam hati, terbaca dalam lisan dan diturunkan
kepadaNabi Saw. Dan lafadz kami dengan al-Quran adalah makhluk,
penulisan kami kepada Al-Quran adalah makhluk, bacaan kami dengannya
adalah makhluk sedangkan al-Quran bukanlah makhluk “.
Kemudian imam Abu Hanifahmelanjutkan :
ونحن نتكلم بالآلات
والحروف والله تعالى يتكلم بلا ءالة ولا حروف والحروف مخلوقة وكلامالله
تعالى غير مخلوق
“ Kami berbicara denganalat dan huruf
sedangkan Allah Ta’ala berbicara tanpa alat dan huruf, sedangkanhuruf
itu makhluk dan kalamullah bukanlah makhluk “.(Disebutkan dalam kitab
al-Fiqh al-Akbar,al-Washiyyah, al-Alim w al-Muta’allimdan lainnya)
Al-Hafidz Azd-Dzahabi mengomentari kalam imam Bukhari berkaitan
lafadz Quran berikut :
المسألة هي أن اللفظ مخلوق، سئل عنها
البخاري، فوقف واحتجبأن أفعالنا مخلوقة واستدل لذلك ففهم منه الذهلي أنه
يوجه مسألة اللفظ، فتكلم فيه.وأخذه بلازم قوله هو وغيره
“
Masalah (imam Bukhari) tersebut adalah sesungguhnya lafadz itu adalah
makhluk. Imam Bukhari pernah ditanya tentang ini, lalu beliau tidak
berkomentar malah beliau berhujjah : “Sesungguhnya semua perbuatan kita
adalah makhluk “, beliau menjadikan itusebagai dalil dan ini dipahami
oleh imam Adzdzahli bahwasanya imam Bukhari bermaksud masalah lafadz
lalu beliau berbicara dengan itu, dan beliau juga selainnya senantiasa
meneguhkan ucapannya itu “.(Siyar A’lam an-nubala : 12/457)
Ucapan : lafadz al-Quran adalah makhluk, memiliki dua makna yaitu makna
haq (benar) dan makna bathil(salah). Mengatakannya secara muthlaq /
general baik menafikan atau menetapkan adalah bid’ah, meskipun dia
bermaksud makna yang haq ataupun makna yang bathil.Karena sesungguhnya
imam Ahmad bin Hanbal tidaklah mencela dan memngatakan jahmiyyah kepada
orang yang mengatakannya secara muthlaq kecuali jika ia bermaksud
al-Quran.
Imam Ahmad bin Hanbal.
Al-Hafidz
Azd-Dzahabi menukil kalam imam Ahmad bin Hanbal sebagai berikut :
من قال: لفظي بالقرآن مخلوق، يريد به القرآن، فهو جهم
“
Barasngsiapa yang mengatakan lafadz dengan al-Quran adalah makhluk, yang
dimaksud adalah al-Quran, maka dia adalah seorang jahmi “. (Siyar A’lam
an-nubala : 11/511)
Mungkin kaum wahabi-salafi akan
bingung jika membaca penjelasan Ibnu Taimiyyah berikut tentang Nash
dariimam Ahmad bin Hanbal :
فلهذاكان المنصوص عن الإمام أحمد
وأئمة السنة والحديث أنه لا يقال : ألفاظنا بالقرآنمخلوقة ولا غير مخلوقة
“ Oleh sebab itu Nash yangresmi dari imam Ahmad dan para imam
Ahlus sunnah dan hadits bahwa tidak bolehdikatakan :Lafadz kita dengan
Al-Quran itu makhluk dan juga bukan makhluk “.(Majmu’ Fatawa Ibnu
Taimiyyah, 12/ 375)
Di sisi lain Ibnu Taimiyyahmengatakan :
والمقصودهنا أن الامام أحمد ومن قبله من أئمة السنة ومن اتبعه
كلهم بريئون من الاقوالالمبتدعة المخالفة للشرع والعقل ولم يقل أحد منهم أن
القرآن قديم
“ Yang dimaksud di sini bahwasanya imam Ahmad
dan ulama sebelumnya dari Ahlus sunnah dan para pengikutnya, berlepas
diri dari pendapat-pendapat Ahlul bid’ah yang menyelisihi syare’at dan
aqal, dan tidak seorang pun dari mereka mengatakan al-Quran ituqadim “.
(Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyyah : 7/661)
Perhatikan :
IbnuTaimiyyah mengatakan al-Quran itu tidak bersifat qadim. Inilah di
antara bid’ah dhalalah yang dilakukan Ibnu Taimiyyah, Naudzu billahi min
dzaalikal fahm, beranikah wahabi-salafi mengkafirkan IbnuTaimiyyah ??
Al-Imam al-Isfiraini (w418 H) mengatakan :
وأن
تعلم أن كلام الله تعالى ليسى بحرف ولاصوت لأن الحرف والصوت يتضمنان جواز
التقدم والتأخر، وذلك مستحيل على القديم سبحانه
“ Dan
hendaknya kamu mengetahui bahwa sesungguhnya kalam Allah itu tidaklah
dengan huruf dan suara karena huruf dan suara mengandung bolehnya
pendahuluan dan pengakhiran, yang demikian itu mustahil bagi Allah yang
Maha Qadim “. (at-Tabhsir fiddin : 102)
Dengan ini semakin
jelas kerancuan akidah wahabi-salafi yang mengatas namakan imam Ahmad
bin Hanbal,mereka hanya merusak citra baik madzhab Hanbali, mereka lah
kaum hanabilah yang ekstrem dan ghulat dan kaum pembawa bid’ah dalam
aqidah sebagaimana dinyatakan oleh imam Mula Ali al-Qari al-Hanafi (w
1014 H) :
ومبتدعة الحنابلة قالوا: كلامه حروف وأصوات تقوم
بذاته وهو قديم،وبالغ بعضهم جهلاً حتى قال: الجلد والقرطاس قديمان فضلاً عن
الصحف، وهذا قول باطلبالضرورة ومكابرة للحس للإحساس بتقدم الباء على السين
في بسم الله ونحوه”
“ Para ahli bid’ah darikalangan
Hanabilah berkata : “ Kalam Allah berupa huruf dan suara yang berdiri
dalam Dzat-Nya dan itu qadim. Bahkan ada yang sampai berlebihan
kebodohan mereka dengan berkata : “ Jilid dan Kertas itu bersifat qadim
apalagi mushaf “,ini adalah ucapan BATHIL secara pastidan sifat
mukabarah…” (Syarh al-Fiqh al-Akbar : 29-35)
(Oleh: Ibn
Abdillah Al-Katiby)
No comments:
Post a Comment