Thursday, May 9, 2013

Darah Rosulullah


Tahukah Saudaraku Meminum Darah Radulullah SAW membuat Api Neraka takut menyentuhnya

Kok bisa? Ini bukan seperti di film-film , dan darah Rasulullah SAW sangat wangi. Bagaimana kisahnya?

Menelan darah Rasulullah hukumnya boleh (mubah), kerana darah Rasulullah adalah suci, bukan najis sebagaimana darah manusia umumnya. (Mahmud Abdul Lathif Uwaidhah, Al-Jami' li Ahkam Ash-Shalah, 1/74). Hal ini termasuk dalam khususiyat yang hanya dimiliki Rasulullah sallallahu 'alaihi wa sallam , tidak dimiliki oleh manusia lainnya

Ketika perang Uhud , Rasulullah saw terkena lembing (seperti anak panah) oleh seorang kafir quaisy, dan darah menetes, namun Rasulullah saw mengahdahkan tangan beliau saw agar jangan sampai satu tetes darah jatuh ke permukaan bumi.

Salah seorang sahabat Sayyidina Malik bin sinan mencoba menolong beliau saw dengan cara menarik ujung nya dengan memakai mulutnya , sebab bila ditarik dengan tangan akan merobek wajah indah Sayyidina Muhammad SAW. Lalu sayyidina Malik bin Sinan ra mencabutnya hingga beberapa giginya patah demi rasa bakti dan cintanya pada Sayyidina Muhammad SAW.

Kemudian Rasulullah SAW memerintahkan untuk membuangnya namun Sayyidina Malik bin Sinan malah kembali berperang . Malik bin Sinan menjawab,"Demi Allah, aku tidak akan meludahkannya." Kemudian dia berbalik dan berperang.

Bersabda Rasulullah sallallahu 'alaihi wa sallam ,"Barangsiapa ingin melihat seseorang dari penduduk surga, hendaklah ia melihat orang ini," Malik bin Sinan kemudian mati syahid." (Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri, Ar-Rahiqul Makhtum, hal. 219)

Kisah berikutnya ketika salah seorang sahabat meminum bekas darah bekam Sayyidina Muhammad SAW

Imam Qadhi Iyad menyatakan salah satu khususiyat Nabi SAW sebagai berikut :

و أما نظافة جسمه، و طيب ريحه و عرقه، و نزاهته عن الأقذار و عورات الجسد ـ فكان قد خصه الله في ذلك بخصائص لم توجد في غيره

“Adapun kebersihan tubuhnya, kewangian bau badannya dan keringatnya dan kebersihannya dari kotoran-kotoran dan cacat-cacat tubuh, maka Allah telah mengkhususkan Nabi SAW dalam hal-hal tersebut dengan khususiyat- khususiyat yang tidak dijumpai pada selain beliau.” (Qadhi Iyad, Asy-Syifa bi-Ta’rif Huquq Al-Mushthafa, hal. 39).

“Allahumma shalli wa sallim ‘ala Sayyidina Muhammad nuuri-kas saari wa madaadikal jaari wajma’nii bihi fi kulli athwaari wa ‘ala alihi wa shahbihi yannuur”

No comments:

Post a Comment