Darah Rosulullah
Tahukah Saudaraku Meminum Darah Radulullah SAW membuat Api Neraka takut menyentuhnya
Kok bisa? Ini bukan seperti di film-film , dan darah Rasulullah SAW sangat wangi. Bagaimana kisahnya?
Menelan darah Rasulullah hukumnya boleh (mubah), kerana darah
Rasulullah adalah suci, bukan najis sebagaimana darah manusia umumnya.
(Mahmud Abdul Lathif Uwaidhah, Al-Jami' li Ahkam Ash-Shalah, 1/74). Hal
ini termasuk dalam khususiyat yang hanya dimiliki Rasulullah sallallahu
'alaihi wa sallam , tidak dimiliki oleh manusia lainnya
Ketika perang Uhud , Rasulullah saw terkena lembing (seperti anak
panah) oleh seorang kafir quaisy, dan darah menetes, namun Rasulullah
saw mengahdahkan tangan beliau saw agar jangan sampai satu tetes darah
jatuh ke permukaan bumi.
Salah seorang sahabat Sayyidina
Malik bin sinan mencoba menolong beliau saw dengan cara menarik ujung
nya dengan memakai mulutnya , sebab bila ditarik dengan tangan akan
merobek wajah indah Sayyidina Muhammad SAW. Lalu sayyidina Malik bin
Sinan ra mencabutnya hingga beberapa giginya patah demi rasa bakti dan
cintanya pada Sayyidina Muhammad SAW.
Kemudian Rasulullah SAW
memerintahkan untuk membuangnya namun Sayyidina Malik bin Sinan malah
kembali berperang . Malik bin Sinan menjawab,"Demi Allah, aku tidak akan
meludahkannya." Kemudian dia berbalik dan berperang.
Bersabda
Rasulullah sallallahu 'alaihi wa sallam ,"Barangsiapa ingin melihat
seseorang dari penduduk surga, hendaklah ia melihat orang ini," Malik
bin Sinan kemudian mati syahid." (Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri,
Ar-Rahiqul Makhtum, hal. 219)
Kisah berikutnya ketika salah seorang sahabat meminum bekas darah bekam Sayyidina Muhammad SAW
Imam Qadhi Iyad menyatakan salah satu khususiyat Nabi SAW sebagai berikut :
و أما نظافة جسمه، و طيب ريحه و عرقه، و نزاهته عن الأقذار و عورات الجسد ـ فكان قد خصه الله في ذلك بخصائص لم توجد في غيره
“Adapun kebersihan tubuhnya, kewangian bau badannya dan keringatnya dan
kebersihannya dari kotoran-kotoran dan cacat-cacat tubuh, maka Allah
telah mengkhususkan Nabi SAW dalam hal-hal tersebut dengan khususiyat-
khususiyat yang tidak dijumpai pada selain beliau.” (Qadhi Iyad,
Asy-Syifa bi-Ta’rif Huquq Al-Mushthafa, hal. 39).
“Allahumma
shalli wa sallim ‘ala Sayyidina Muhammad nuuri-kas saari wa madaadikal
jaari wajma’nii bihi fi kulli athwaari wa ‘ala alihi wa shahbihi
yannuur”
No comments:
Post a Comment