Wahabi Tobat dan Kini Rajin Ziarah Wali
Wahabi Tobat dan Kini Rajin Ziarah Wali
Written by Tim Sarkub |
Cerita ini adalah berdasarkan kisah nyata tentang taubatnya pengikut
wahabi menjadi pengikut Ahlussunnah Wal Jama’ah yang cinta ziarah.
Hari itu, Rabu 1 Mei 2013, saya mendatangi Makam Habib Ahmad bin Alwi
Al-Haddad atau yang lebih dikenal sebagai Habib Kuncung saat dhuhur,
setelah selesai shalat dhuhur berjamaah saya bergegas ke lokasi makam.
Ternyata saya sendirian di dalam area makam.
Kemudian satu persatu
para peziarah mulai berdatangan hingga sekitar 15 orang. Diantara mereka
ada seorang sales, Habaib, Kyai serta orang kantoran.
Setelah
berziarah saya pulang dan langsung menuju jalan Rawa Jati karena ada
janji dengan teman untuk berziarah bersama ke luar batang, yaitu di
Makam Habib Husein Bin Abubakar Alaydrus. Saya menunggu di halte pinggir
jalan. Setelah melihat di sekeliling saya, ternyata di belakang saya
ada dua orang berpakaian rapi yang saya lihat saat ziarah di makam Habib
Kuncung tadi.
Saya pun menyapanya dan berkenalan dengannya. Salah
satunya memperkenalkan diri bahwa namanya Dedy. Lalu saya saling
bertukar nomor handphone.
Sambil menungguu teman saya yang belum
dating, saya lalu bercerita kesana kemari. Dia menceritakan bahwa dulu
sangat berbeda dengan sekarang. Dia angat tidak mempercayai kekeramatan
aulia, apalagi tahlil, tawassul, mauled, ziarah kubur dan lain
sebagainya. Intinya adalah dia dulunya wahabi tulen.
Dia kemudian
bercerita mengapa sampai berubah 180 derajat sekarang. Diceritakannya
bahwa pada suatu hari dia makan siang di daerah pluit,kebetulan dekat
dengan masjid Luar Batang. Rasa penasaranya membuat dia ingin tahu
masjid keramat tersebut yang katanya terdapat makam waliyullah tersebut.
Dia lalu berencana untuk melihatnya keesokan harinya.
Pada malam
sebelum dia mengunjungi masjid luar batang tersebut, dia bermimpi
bertemu dengan seseorang berpakaian jubah putih. Kemudian Deni berdialog
dengan sosok orang tersebut.
Deni : Kamu siapa?
Pria berjubah : Ah besok juga ente kenal ama ana.
Deni :Bapak dari mana??
Pria berjubah : Besok juga kita bakalan ketemu di rumah saya.
Dia lalu terbangun, heran dan bertanya-tanya dalam hati.
Keesokan hari dia berangkat ke Luar Batang. Dia tidak ada niatan untuk
ikut tahlil ataupun ziarah kubur. Akan tetapi hanya penasaran ingin
melihat masjid tersebut. Namun seakan hatinya ada yang menuntun bergerak
untuk masuk area makam Habib Husein bin Abubakar Alaydrus. Berhubung
dia tidak bisa bagaimana caranya ziarah, maka dia hanya duduk lalu
membaca surat Al-Fatihah saja kemudian langsung bergegas pulang.
Tibalah Malam setelah ziarah, disaat tertidur dia bermimpi bertemu pria
berjubah seperti yang kemarin lagi. Kemudian terjadi dialog:
Pria berjubah : Nah kamu sudah tahu siapa saya kan?
Deni : Saya tidak tahu bapak itu siapa, dan saya juga tidak kenal denganmu.
Priaberjubah : Bukankah siang tadi kamu telah dating ke masjidku dan menziarahi makamku?.
Deni : Kan bapak sudah dimakamkan, berarti sudah mati.
Priaberjubah : Janganlah kamu kira kami ini mati. Kami masih hidup.
Bila kamu sering berziarah kepada kami, kami pun akan sering berziarah
kepada kalian.
Deni terbangun, dia masih terus memikirkan
peristiwa mimpi tersebut. Dan tak lama setelah itu, akhirnya dia
meninggalkan manhaj salaf palsu alias wahabi yang telah dianut
berpuluh-puluh tahun lamanya. Dia telah kembali ke jalan para salaf,
mengikuti Ahlussunnah Wal Jama’ah yang suka berziarah, tawassul,
tabarruk, maulid dan amalan-amalan lainnya.
Kini dalam seminggu dia bisa sampai 3-4 kali berziarah, seperti ke makam Habib Kuncung.
Saat menceritakan kisah ini matanya berkaca-kaca dan menetes air
matanya karena menyesal kenapa dulu mengikuti ajaran manhaj salaf palsu
alias wahabi.
(Seperti dituturkan oleh Habib Musthofa Al-Jufri)
Kiriman Seorang Hamba Allah
No comments:
Post a Comment