Welcome !
Terwujudnya NU sebagai jamiyyah diniyyah ijtimaiyah Ahlussunnah Wal Jama’ah yang mashlahat bagi umat menuju masyarakat yang sejahtera, berkeadilan, demokratis dan mandiri.
Ini adalah contoh untuk kolom 5
Fitur Post Dengan Images
Ganti dengan kata-kata lainnya atau sebuah link. Terserah Anda dan jangan lupa ganti gambarnya sesuaikan dengan selera AndaRead more...
Ganti dengan kata-kata lainnya atau sebuah link. Terserah Anda dan jangan lupa ganti gambarnya sesuaikan dengan selera AndaRead more...
Ganti dengan kata-kata Anda sendiri atau sebuah link.
This is a heading title
Some Links
Useful Links
Other Stuff
Misc
Lists in Boxes
Here are some image examples
Ganti dengan kata-kata lainnya atau sebuah link. Terserah Anda dan jangan lupa ganti gambarnya sesuaikan dengan selera AndaRead more...
Ganti dengan kata-kata lainnya atau sebuah link. Terserah Anda dan jangan lupa ganti gambarnya sesuaikan dengan selera AndaRead more...
Monday, August 18, 2014
Pendapat Bolehnya Oral
- Zainuddin al-Malaibari dlm kitab fathul mu'in:
( ﺗﺘﻤﺔ ) ﻳﺠﻮﺯ ﻟﻠﺰﻭﺝ ﻛﻞ ﺗﻤﺘﻊ ﻣﻨﻬﺎ ﺑﻤﺎ ﺳﻮﻯ ﺣﻠﻘﺔ ﺩﺑﺮﻫﺎ ﻭﻟﻮ ﺑﻤﺺ ﺑﻈﺮﻫﺎ
"Boleh bagi suami menikmati semua jenis aktivitas seks dari istrinya selain pada lingkaran
duburnya, meskipun dilakukan dengan menghisap klitorisnya" (Fathul Mu'in, 3/340)
- Al-Bahuthi:
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻘﺎﺿﻲ ﻳﺠﻮﺯ ﺗﻘﺒﻴﻞ ﻓﺮﺝ ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﻗﺒﻞ ﺍﻟﺠﻤﺎﻉ
"Qadhi Ibnu Muflih berkata: Boleh mencium kelamin isterinya sebelum bersetubuh"
(Kasysyaful Qana', 5/17)
- Al-Haththab:
ﻭﻗﺪ ﺭﻭﻱ ﻋﻦ ﻣﺎﻟﻚ ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ ﻻ ﺑﺄﺱ ﺃﻥ ﻳﻨﻈﺮ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻔﺮﺝ ﻓﻲ ﺣﺎﻝ ﺍﻟﺠﻤﺎﻉ ﻭﺯﺍﺩ ﻓﻲ ﺭﻭﺍﻳﺔ ﻭﻳﻠﺤﺴﻪ ﺑﻠﺴﺎﻧﻪ
"Disebutkan riwayat dari Imam Malik
bahwasanya beliau berkata: Tidak apa-apa melihat kemaluan saat bersetubuh. Ditambahkan
dalam riwayat lain: Serta menjilat kemaluantersebut dengan lidahnya."
(Mawahib al-Jalil,5/23)
- Al-Qurthubi:
ﻭﻗﺪ ﻗﺎﻝ ﺃﺻﺒﻎ ﻣﻦ ﻋﻠﻤﺎﺋﻨﺎ : ﻳﺠﻮﺯ ﻟﻪ ﺃﻥ ﻳﻠﺤﺴﻪ ﺑﻠﺴﺎﻧﻪ
"Ashbagh salah satu ulama [malikiyah] kami berkata:
Boleh baginya [suami] menjilatnya [kemaluan istrinya] dengan lidahnya." (Tafsir Al-
Qurthubi, 12/232)
- Dalam Tafsir ath-Thabari tentang obyek umum
tamaththtu' dzakar:
ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺗﻤﻴﻢ ﻗﺎﻝ، ﺃﺧﺒﺮﻧﺎ ﺇﺳﺤﺎﻕ، ﻋﻦ ﺷﺮﻳﻚ، ﻋﻦ ﻟﻴﺚ
ﻗﺎﻝ : ﺗﺬﺍﻛﺮﻧﺎ ﻋﻨﺪ ﻣﺠﺎﻫﺪ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻳﻼﻋﺐ ﺍﻣﺮﺃﺗﻪ ﻭﻫﻲ
ﺣﺎﺋﺾ، ﻗﺎﻝ : ﺍﻃﻌﻦ ﺑﺬﻛﺮﻙ ﺣﻴﺚ ﺷﺌﺖ ﻓﻴﻤﺎ ﺑﻴﻦﺍﻟﻔﺨﺬﻳﻦ ﻭﺍﻷﻟﻴﺘﻴﻦ ﻭﺍﻟﺴﺮﺓ، ﻣﺎ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﺑﺮﺃﻭﺍﻟﺤﻴﺾ .
"Telah menceritakan kepada kami Tamim, telah
mengkhabarkan kepada kami Ishaq, dari Syarik,
dari Laits berkata: Kami di sisi Mujahid membicarakan tentang seorang lelaki yang mencumbu istrinya saat Haid.
Mujahid berkata;
"Tusukkan alat kelaminmu di manapun yang engkau kehendaki; di antara dua paha, dua pantat, dan pusar. Selama tidak di anus atau
saat datang haidh."
(Tasfir ath-Thabari, 4/380)
Mahallu syahid: 'Tusukkan alat kelaminmu di
manapun yang engkau kehendaki.'
cairan mani tidak
dihukumi najis, sehingga pakaian
yang berlumuran mani sah
digunakan untuk shalat.
Dalam satu hadist disebutkan:
ﻋَﺎﺋِﺸَﺔَ ﻗَﺎﻟَﺖْ ﻟَﻘَﺪْ ﻛُﻨْﺖُ ﺃَﻓْﺮُﻛُﻪُ ﻣِﻦْ ﺛَﻮْﺏِ
ﺭَﺳُﻮْﻝِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﺮْﻛًﺎ
ﻓَﻴُﺼَﻠِي فيه
'aisyah berkata :aku dahulu mengerik
(air mani) dari pakaian Rasulullah
SAW, kemudian beliau shalat
dengan menggunakan pakaian
tersebut.” (HR. Muslim)
Hadits ini juga menjadi dalil penguat bahwa air mani
adalah suci, dengan alasan seandainya air mani adalah najis maka tidak cukup menyucikannya dengan mengeriknya.
Hukum menelan manni haram
ﻫﻞ ﻳﺤﻞ ﺍﻛﻞ ﺍﻟﻤﻨﻰ ﺍﻟﻄﺎﻫﺮ ﻓﻴﻪ ﻭﺟﻬﺎﻥ
ﺍﻟﺼﺤﻴﺢ ﺍﻟﻤﺸﻬﻮﺭ ﺃﻧﻪ ﻻ ﻳﺤﻞ ﻻﻧﻪ
ﻣﺴﺘﺨﺒﺚ
"Bolehkah menelan mani yang suci?
Ada dua pendapat, dan yang benar dan masyhur bahwasanya itu tidak halal karena.
mustakhbats (menjijikkan)" (Al-Majmu' 2/575)
No comments:
Post a Comment