Wednesday, February 18, 2015

ANTARA TA'ARUF DAN PACARAN

Pacaran?
Siapa sich yang nggak tau, apa tuh pacaran?
Dari anak SD sampe’ akik - akik/ nini - nini, istilah pacaran bagi mereka sudah nggak asing lagi. Mereka sudah biasa diceko’i ama acara – acara televisi dari bangun tidur sampe’ tidur lagi acaranya tidak lepas dari seputar aktifitas pacaran. Walaupun dengan menggunakan berbagai bentuk nama kemasan yang berbeda, ada sinetron, ghibahtainmen dan macem – macem lainnya.

Akhy wa ukhty fillah . . .

Banyak muda – mudi umuran 17 tahun keatas ataupun yang masih murahiq yang dalam rangka untuk menguatkan dukungan aktifitas pacaran mereka, yaitu mereka berdalih bahwa pacaran adalah metode untuk melakukan pendekatan untuk mengenal lebih dekat tentang calon pasangan hidup. Tapi kenyataannya yang terjadi apa? Justru mereka melakukan sekian banyak bentuk kemaksiatan. Buktinya tidak sedikit dari mereka sebelum menikah berpacaran bertahun – tahun, tapi mereka menikah langsung cerai. Belum lagi meningkatnya kasus – kasus hamil sebelum nikah dan juga perilaku seks bebas dikalangan calon pemimpin bangsa yaitu para mahasiswa dan para pelajar. Majalah Kosmopolitan telah mengadakan riset di lima universitas terbesar di Jakarta, dan ternyata dari yang mengaku pernah melakukan aktivitas seksual, sebanyak 67,1% pertama kali melakukan dengan pacarnya. (Astaghfirulloh al adhim...Na’udzubiilahi min dzalika . . . Ya Allah lindungilah diriku, keluargaku dan keturunan – keturunanku dari perbuatan – perbuatan yang demikian itu).

Realitas ditengah masyarakat sudah paham betul aktifitas - aktifitas pacaran, yang identik dengan apel malam minggu yaitu malam yang di tunggu - tunggu, janjian ke tempat - tempat hiburan walaupun nggak mahal dan ada juga yang siang - malam telpon – telponan dengan saling menggombal rayuan romantisnya yang sama sekali tidak bermutu dan anehnya si pasangan merasa asyik aja dengan gombalan – gombalan dan jurus kibulnya. (ihhhhh... sentimen banget sich kamu !!! bilang aja kalo’ sirik iya khaaaan . . . ??? hehehe)

So, pada intinya pacaran adalah aktifitas maksiat dua orang lawan jenis yang bukan mahromnya dengan jalan berkholwat disertai zina mata, zina tangan bahkan zina kemaluan yang sangat diharamkan oleh agama. Emang sich awalnya nggak njurus kesitu, tapi gara-gara sering berdua, ada kesempatan dan syetan pun ikut ngobori, mula – mula cuma pegang tangan, terus penasaran ingin pegang – pegang yang lainnya, terus cium pipi, terus…..terus…..nyesel deh. (itu sih yang nyesel,,,soalnya ada juga lo yang bangga karena bisa dapetin mahkota yang paling berharga...????? hehe)

Abu Hurairah r.a. dan Ibn Abbas r.a. keduanya berkata, Rasulullah saw. berkhotbah, "Barang siapa yang memiliki kesempatan untuk menggauli seorang wanita atau budak wanita lantas dia melakukannya, maka Allah akan mengharamkan surga untuknya dan akan memasukkan dia ke dalam neraka. Barangsiapa yang memandang seorang wanita (yang tidak halal) baginya, maka Allah akan memenuhi kedua matanya dengan api dan menyuruhnya untuk masuk ke dalam neraka. Barangsiapa yang berjabat tangan dengan seorang wanita (yang) haram (baginya) maka di hari kiamat dia akan datang dalam keadaan di belenggu tangannya di atas leher, kemudian diperintahkan untuk masuk ke dalam neraka. Dan barangsiapa yang bersenda gurau dengan seorang wanita, maka dia akan ditahan selama seribu tahun untuk setiap kata yang diucapkan di dunia. Sedangkan setiap wanita yang menuruti (kemauan) lelaki (yang) haram (untuknya), sehingga lelaki itu terus membarengi dirinya, mencium, bergaul, menggoda dan bersetubuh dengannya, maka wanitu itu juga mendapatkan dosa seperti yang diterima oleh lelaki tersebut."

Trus gimana kita bisa mengetahui/ mengenal calon pasangan hidup biar nantinya tidak kecewa dibelakang kalo’ tidak dengan pacaran?

Shobat muda yang di rahmati Allah . . .
Islam adalah agama yang syumul, yang mengatur segala aspek kehidupan, tidak hanya hablum minallah tetapi juga hablum minannas.
Dalam islam, seseorang sebelum masuk pada pernikahan, kedua calon pasangan hendaknya untuk saling menjajaki dan saling mengenal. Proses inilah yang dalam islam disebut dengan istilah ta’aruf.

Trus apa perbedaan ta’aruf dengan pacaran?
Pada hakekatnya antara ta’aruf dan pacaran itu terdapat perbedaan yang sangat mendasar yaitu terletak pada tujuannya masing – masing.
Tujuan mengenal dan kedekatan diri untuk kenikmatan sesaat dan maksiat adalah pacaran.
Tapi tujuan mengenal dan kedekatan diri untuk mengetahui seluk beluk dan kriteria calon pasangan dengan niatan ke arah pernikahan itu adalah ta’aruf.

Dalam melakukan ta’aruf, keduanya diperbolehkan bertanya – tanya tentang penyakitnya kebiasaan baik dan buruknya, kalo’ tidur ngoro’ nggak?, sifatnya gimana?, tentang masa lalunya gimana? atau mungkin tanya – tanya tentang apa saja yang kira – kira terkait dengan kepentingan – kepentingan mereka selama nanti dalam mengarungi kehidupan setelah menikah. Pastinya dalam proses ini disertai dengan adab dan etika yang sesuai dengan syariat.

Dan juga secara teknis, ibarat calon pembeli motor ketika dalam proses pengecekan mesin tidak diperbolehkan membawa motor sendiri, harus ada orang ketiganya. Silahkan motornya di periksa dengan baik dan seksama, bodinya masih alami nggak? masih orsinil nggak? Remnya ngeslong nggak? terlalu banyak pake’ dempul nggak? Kalo’ dah mantab dan tertarik, baru bicara harga.

Jadi, ketika dalam proses ta’aruf harus ada orang ketiganya, bisa walinya atau keluarganya. Dan dalam pembicaraannya lebih bersifat realistis masa depan.
Berbeda dengan pacaran yang sama sekali tidak ada tempat tentang persiapan real kedepan. Tapi lebih condong dan cenderung pada kemunafikan karena pada umumnya keduanya ingin tampil lebih dan ”wah” dihadapan pasangannya, segala kekurangannya di kemas dan di simpan dengan rapi agar tidak ketauan jeleknya. Yang perempuan akan dandan habis-habisan, sampai makan pun nggak mau banyak – banyak, khawatir kalo’ sampe’ ketahuan rakusnya. Yang laki-laki juga gitu, bergaya tajir eh ternyata kehidupannya penuh dengan ke-bokek-an, kalo’ toh bisa mentraktir itu aja dapet duit dari hasil ngerengek ke ortu.

Nah ternyata ta’aruf lebih banyak kelebihannya dibanding dengan pacaran dan insyaAllah diridhoi oleh Allah.
Selanjutnya dalam ta’aruf, yang perlu diperhatikan dalam memilih calon pendamping hidup yang sesuai dengan kriteria islam itu yang gimana?. . . insyaAlloh akan aq tuliskan dilain waktu. ( Nggak janji lo..!)
Akhir kata, marilah kita berupaya untuk melakasanakan proses menuju perkawinan secara Islami dan membina rumah tangga yang Islami, serta mari kita tinggalkan aturan, tata cara, dan kebiasaan yang bertentangan dengan Islam.

Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan yang menyejukkan hati kami, dan jadikanlah kami Imam bagi orang-orang yang bertaqwa". (Al-Furqaan : 74)

Amiin……..!

Wallahu a’lam bishshowab….

No comments:

Post a Comment